KHALIFAH MUHAMMAD AL-MAHDI

Facebook
Twitter
Telegram

Khalifah Muhammad Al-Mahdi

A. BIOGRAFI

Dia bernama Muhammad al-Mahdi Abu Abdillah bin Al-Manshur. Dilahirkan di Idzaj pada tahun 129 H. Ada pula yang menyatakan dia lahir pada tahun 126 H. Ibunya bernama Ummu Musa binti al-Manshur al-Himyariyah. Tatkala menginjak dewasa, ayahnya mengangkat sebagai gubernur di Thibristan dan wilayah-wilayah yang berada di sekitarnya. Dia belajar akhlak Islam yang baik, banyak berinteraksi dan berguru kepada ulama serta memiliki karakter yang sangat baik.

B. MENJADI KHALIFAH

Beliau dilantik sebagai khalifah setelah ayahnya dan sesuai dengan wasiat ayahnya pada tahun 158 H/744 M. Ketika khalifah Abu Ja’far al-Manshur meninggal di tengah perjalanan untuk menunaikan ibadah haji, al-Mahdi sedang berada di Baghdad mewakilinya mengurus kepentingan negara. Di sanalah al-Mahdi mendengar kabar kematian ayahnya tercinta sekaligus pengangkatan dirinya sebagai khalifah karena ayahnya telah mengangkatnya sebagai putra mahkota.

Setelah merasa mampu menguasai kesedihannya, ia berpidato di hadapan orang banyak. Di antara isi pidatonya, “Sesungguhnya Amirul Mukminin adalah seorang hamba yang diminta, lalu dia penuhi permintaan itu. Rasulullah Shalallahi alaihi wa salam pernah menangis saat berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Kini aku berpisah dengan sosok yang agung, kemudian aku diberi beban yang sangat berat. Hanya kepada Allah aku mengharap pahala untuk Amirul Mukminin, dan hanya kepada-Nya aku memohon pertolongan untuk memimpin kaum Muslimin.”

C. KHALIFAH, RAKYATNYA DAN PRESTASINYA

Al-Mahdi dikenal sebagai sosok yang pemurah dan terpuji, menyenangi rakyatnya, memiliki akidah yang baik, selalu memburu orang-orang zindiq dan berhasil membinasakan mereka dalam jumlah yang cukup besar. Dia juga dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan dan pemurah serta banyak memberikan hadiah. Selain itu, dia juga mengembalikan harta-harta yang dirampas secara tidak benar. Al-Mahdi juga memperluas Masjidil Haram. Al-Mahdi adalah khalifah pertama yang memerintahkan ulama untuk mengarang buku-buku dalam rangka menentang orang-orang zindiq dan orang-orang mulhid (ingkar).

Berbeda dengan pemerintahan ayahnya yang penuh dengan perjuangan melawan berbagai kesulitan untuk menstabilkan keadaan negara, masa pemerintahan Al-Mahdi bisa dikatakan masa kejayaan dan kemakmuran. Rakyat dapat hidup dengan tenteram dan damai. Sebab negara pada waktu itu berada dalam keadaan stabil dan mantap. Keuangan negara terjamin dan tidak ada satu pun gerakan penting dan signifikan yang mengancam keselamatan negara.

Pembangunan yang dilakukan di masa itu meliputi peremajaan bangunan Ka’bah dan Masjid Nabawi, pembangunan fasilitas umum, pembangunan jaringan pos yang menghubungkan kota Baghdad dengan kota-kota besar Islam lainnya.

Di antara kebijakan al-Mahdi adalah menurunkan pajak bagi golongan kafir dzimmi, juga memerintahkan pegawai-pegawainya untuk tidak bersikap kasar ketika memungut pajak, karena sebelumnya mereka diintimidasi dengan berbagai cara agar membayar pajak.

D. PERITIWA-PERISTIWA DI MASA PEMERINTAHANNYA

  • Gerakan–Gerakan Zindiq

Ini adalah sebutan untuk siapa saja yang menganut agama Manawiyah paganistik (yang menyembah nur dan kegelapan). Agama ini adalah agama lama yang berasal dari Persia dan dinisbatkan kepada Mazdak. Setelah itu sebutan zindiq dikatakan kepada siapa saja yang mulhid atau ahli bid’ah. Kadang kala kata ini juga disebutkan bagi mereka yang selalu terlibat dalam perbuatan-perbuatan maksiat dari kalangan sastrawan.

Khalifah Muhammad Al-Mahdi adalah orang yang paling keras sikapnya terhadap orang-orang zindiq ini dan dalam menjatuhkan sanksi kepada mereka. Dia mewasiatkan kepada anaknya, al-Hadi, untuk memberi pelajaran yang sangat keras kepada mereka. Al-Hadi melakukan apa yang diwasiatkan ayahnya dengan sangat baik.

  • Kaum Khawarij

Pada tahun 160 H/776 M berdiri pemerintahan Rustumiyah di Tahart Aljazair oleh kaum khawarij Abadhiyah.

E. PENAKLUKKAN-PENAKLUKKAN

Pada tahun 160 H, Arbad sebuah wilayah di India, ditaklukkan dengan kekuatan senjata. Khalifah Muhammad Al-Mahdi berhasil mencapai kemenangan-kemenangan atas orang-orang Romawi. Anaknya Harun ar-Rasyid adalah panglima perang dalam penaklukkan ini. Dia sampai ke pantai Marmarah dan berhasil melakukan perjanjian damai dengan Kaisar Agustine yang bersedia untuk membayar jizyah pada tahun 166 H/ 782 M.

F. KEBIJAKAN – KEBIJAKANNYA

  • Pada tahun 161 H, Khalifah Muhammad Al-Mahdi memerintahkan agar memperbaiki dan membangun jalan–jalan yang dilalui jamaah haji di Makkah. Dia kemudian membangun istana, tempat air dan memerintahkan untuk membiarkan jalan-jalan yang ada di samping masjid-masjid Jami’.
  • Memberikan perhatian besar kepada fakir miskin dan orang-orang dalam penjara.
  • Keadilan merata, negara aman dan tertib, sehingga beliau berhasil menumpas fitnah-fitnah dan kudeta-kudeta yang dilakukan oleh golongan Zanadiqoh.
  • Membangun jaringan pos antara Irak dan Hijaz yang menghubungkan daerah Madinah, Yaman, dan Makkah sampai ke Hadhramaut, baik dengan menggunakan keledai ataupun unta.

G. MENINGGALNYA

Al-Mahdi meninggal pada tahun 169 H. Tentang meninggalnya dikisahkan bahwa dia menunggang kendaraan di belakang binatang buruan. Ternyata binatang buruan itu memasuki reruntuhan bangunan. Sementara itu seekor kuda sedang berada di belakangnya, lalu kuda itu menyeruduk punggungnya hingga dia meninggal seketika. Ada juga yang menyebutkan bahwa dia meninggal karena diracun. Wallohu’alam

www.hasmicendekia.org