KHALIFAH HARUN AR-RASYID

Facebook
Twitter
Telegram

KHALIFAH HARUN AR-RASYID

A. BIOGRAFI

Dia bernama Harun ar-Rasyid ibnu al-Mahdi. Ia adalah seorang Quraisy satu kabilah dengan Nabi Muhammad Shalallahi alaihi wa salam. Dan keturunan dari paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthalib. Harun ar-Rasyid dilahirkan pada tahun 148 H di Kota Ray. Kala itu, ayahnya menjadi pemimpin wilayah Ray dan Khurasan. Ibunya adalah al-Khayziran (Arab: الخيزران).

Khalifah Harun Ar-Rasyid merupakan mutiara sejarah Bani Abbasiyyah. Dia adalah salah seorang raja paling agung dalam sejarah. Pada masanya pemerintahan Islam mengalami puncak kemegahan dan kesejahteraan yang belum pernah dicapai sebelumnya, sehingga dia sangat terpandang dengan kekuatan dan kemajuan ilmu pengetahuannya. Pemerintahannya juga sangat ditakuti.

Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani. Dia telah ikut melakukan penaklukkan negeri Romawi pada masa pemerintahan ayahnya ketika usianya baru 20 tahun. Ia juga dikenal sebagai sosok yang takwa dan takut kepada Allah. Selain itu, Harun dikenal sebagai sosok khalifah yang setia mendengarkan nasihat-nasihat dan sering kali menangis karena takut kepada Allah. Dia adalah sosok khalifah yang mencintai ilmu dan sangat senang kepada orang-orang yang berilmu. Dia sangat tidak senang perdebatan masalah agama dan tidak suka membicarakan sesuatu yang telah jelas nashnya dalam agama.

Di antara kerja mulia yang dilakukan untuk ilmu pengetahuan adalah pendirian Baitul Hikmah, sebuah akademi yang menjadi mercusuar ilmu dan peradaban di dunia pada masa itu. Sebuah akademi yang darinya muncul obor bagi kebangkitan sains di Eropa setelah itu.

B. MENJABAT KHALIFAH

Harun ar-Rasyid menjabat khalifah Daulah Abbasiyyah menggantikan ayahnya, al-Mahdi. Pengangkatannya terjadi pada malam sabtu tanggal 16 Rabiul Awal 170 H. Jabatan tertinggi di Daulah Abbasiyyah itu ia duduki hingga bulan Jumadil Akhir 194 H.

Saat menjabat khalifah, umurnya baru menginjak 25 tahun. Ia berkun-yah Abu Musa, namun orang-orang mengkun-yahinya dengan Abu Ja’far.

C. PERISTIWA–PERISTIWA PENTING PADA MASA PEMERINTAHANNYA

  • Tahun 176 H. Kota Dabsah dibuka oleh Amir Abdurrahman bin Abdul Malik bin Shaleh Al-Abbasi.
  • Pemberontakan Yahya bin Abdullah, salah seorang keturunan Hasan bin Ali. Dia melakukan pemberontakan di negeri Dailam dan berhasil menaklukkan beberapa wilayah pada tahun 176 H / 792 M. Ar-Rasyid berhasil menghancurkannya pada tahun 180 H/796 M.
  • Terjadi sebuah gelombang besar gerakan kaum khawarij pada masa pemerintahannya. Gerakan ini dipimpin oleh Walid bin Tharif asy-Syari, yaitu pada tahun 178 H/794 M di Jazirah Arab. Pasukan Harun berhasil menaklukkannya setelah melalui upaya yang hebat.
  • Orang-orang zindiq. Mereka berhasil mengusai Jurjan dan hidup di tempat itu dengan melakukan kerusakan-kerusakan. Pemberontakan ini juga berhasil dipatahkan pada tahun 181 H/797 M.
  • Tahun 179 H. Harun ar-Rasyid melakukan umrah dari sejak bulan Ramadhan. Dia tetap dalam keadaan ihram hingga datang bulan haji. Dia berjalan dari Makkah hingga Arafah.
  • Pada tahun 181 H. benteng Shafshaf berhasil dibuka melalui kontak senjata. Harun ar-Rasyid yang langsung memimpin penaklukkan tempat itu.
  • Pada tahun 183 H, orang-orang Khazar melakukan pemberontakan di Armenia. Peristiwa ini memberikan pukulan yang sangat memilukan bagi kaum muslimin karena pada saat itu darah kaum muslimin banyak yang tumpah, bahkan lebih dari seratus ribu lebih penduduknya ditawan. Satu peristiwa yang menoreh goresan sejarah yang dalam, karena peristiwa semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya.
  • Pada tahun 187 H. Harun Ar-Rasyid menebus semua kaum muslimin yang ditawan di wilayah-wilayah Romawi sehingga tidak tersisa satu orang pun di wilayah mereka.
  • Tragedi Baramikah. Mereka berasal dari Persia Majusi. Mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar dan kekuasaannya yang luas pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid di mana mereka sempat menjadi gubernur dan menteri-menteri. Setelah itu Harun menghancurkannya dan memusnahkan eksistensi mereka pada tahun 187 H/802 M.
  • Pemberontakan di Khurasan. Terjadi sebuah pemberontakan yang sangat sengit di Khurasan yang dipimpin oleh Rafi’ bin Laits bin Nashr bin Sayyar. Pemberontakan ini muncul akibat pemerintahan yang represif dan kejam di Khurasan. Maka, Harun memecat gubernurnya di Khurasan. Namun, pemberontakan ini masih saja berlanjut dan Rafi’ terus berkuasa. Sehingga, akhirnya dia menyerah pada masa pemerintahan al-Makmun.

D. PENAKLUKKAN–PENAKLUKKAN PADA MASA PEMERINTAHANNYA

Penaklukan Heraclee. Peperangan di negeri Romawi terus berlanjut dan tidak pernah terputus. Bahkan, tak jarang Harun ar-Rasyid memimpin langsung pertempuran. Pada tahun 187 H/802 M, orang-orang Romawi mengingkari janji tatkala yang berkuasa atas mereka adalah Naqfur yang menulis surat kepada Harun, “Dari Nicephorus Raja Romawi kepada Harun Raja Arab. Sesungguhnya kaisar putri yang berkuasa sebelum aku telah mendudukkan kamu pada posisi burung garuda raksasa, sedangkan dia sendiri menempatkan dirinya sebagai burung elang, sehingga membuatnya membawa harta-hartanya kepadamu. Ini karena lemahnya seorang wanita dan kebodohannya. Jika engkau telah membaca surat ini, maka kembalikan semua harta benda yang telah diberikan kepadamu sebelum ini dan jadikan dirimu sebagai tebusan. Jika tidak, maka akan ada yang berbicara antara kamu dan aku yaitu pedang.”

Setelah membaca surat ini, Khalifah Harun ar-Rasyid sangat marah dan segera membalas surat tersebut, ”Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Harun Amirul mukminin kepada Nicephorus anjing Romawi. Saya telah membaca suratmu wahai anak wanita kafir. Sedangkan, jawabannya adalah apa yang akan engkau lihat dan bukan apa yang engkau dengar.”

Maka Harun segera berangkat dengan pasukan yang sangat besar dan mewajibkan bagi musuhnya untuk membayar jizyah. Harun berhasil memasuki kota Heraclee dan menguasainya. Dia juga berhasil merampas harta rampasan perang dalam jumlah yang sangat besar. Pada masanya juga orang-orang Siprus mengingkari janji sehingga mereka pun ditaklukkan.

E. MENINGGALNYA

Sebelum meninggal dia mewariskan kekuasaan kepada kedua anaknya, al-Amin dan al-Makmun. Ini menjadi fitnah yang bertiup kencang yang terjadi antara dua saudara ini setelah kematiannya. Fitnah ini menelan korban yang sangat besar dari kaum muslimin.

Khalifah Harun ar-Rasyid meninggal saat memimpin perang Thus, sebuah kota di wilayah Khurasan pada tahun 193 H/ 808 M dan dikuburkan di tempat itu. Pada saat meninggal dia berusia 45 tahun. Bertindak sebagai imam atas jenazahnya adalah anaknya sendiri. Dia memerintah selama 23 tahun.

Saat Harun meninggal, al-Amin anaknya, segera dilantik. Saat itu al-Amin berada di Baghdad di tengah-tengah antara pasukan. Setelah kabar kematian ayahnya sampai ke telinganya, dia melakukan shalat bersama kaum muslimin di tempat itu. Dia berkhutbah serta memberitahukan kematian Harun ar-Rasyid kepada penduduk Baghdad. Lalu mereka membaiatnya.

www.hasmicendekia.org

28 Tanggapan

  1. أنابيب ABS في العراق تعد شركة إيليت بايب في العراق من الرواد في إنتاج أنابيب الـ ABS، التي تُقدّر لقوتها وصلابتها ومقاومتها للصدمات والمواد الكيميائية. تم تصنيع أنابيب الـ ABS لدينا وفقًا لأعلى المعايير، مما يضمن موثوقية وأداءً طويل الأمد في تطبيقات متنوعة. باعتبارها واحدة من أفضل وأكثر شركات تصنيع الأنابيب موثوقية في العراق، تلتزم شركة إيليت بايب بتقديم منتجات تلبي احتياجات عملائنا. لمزيد من المعلومات المفصلة حول أنابيب الـ ABS الخاصة بنا، تفضل بزيارة elitepipeiraq.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *