KHALIFAH AL-WALID BIN ABDUL MALIK
1. AL-WALID BIN ABDUL MALIK MEMIMPIN KEKHALIFAHAN
Beliau adalah Al-Walid bin Abdul Malik bin Marwan, lahir pada tahun 50 H. Diangkat sebagai khalifah setelah ayahnya meninggal pada tahun 86 H. (Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik)
Kehidupan yang beliau alami adalah kehidupan yang cerah bagaikan warna putih di muka Daulah Umayyah. Yang demikian dikarenakan berbagai usaha perbaikan yang besar baik di dalam maupun di luar negeri. Sehingga Al-Walid mewarisi dari ayahnya sebuah kerajaan yang luas dengan kondisi yang tentram. Keadaan yang seperti ini menjadi sebuah kesempatan yang tepat baginya untuk mengadakan berbagai perbaikan dan meningkatkan kemakmuran dalam negeri, juga untuk mengadakan penaklukan negeri-negeri lain. Dan beliau berhasil dengan keberhasilan yang gemilang.
2. PERBAIKAN YANG BELIAU CANANGKAN
Adapun perbaikan dalam negeri, maka hal ini terpengaruh dengan sikap Al-Walid yang lebih condong untuk meningkatkan kemakmuran. Beliau lebih menitikberatkan pada perbaikan jalan dan lalu lintas di Hijaz dan negeri lainnya.
Di antara jasa beliau yang besar adalah renovasi dua buah masjid: masjid Nabi di Madinah dan masjid Umawi di Damaskus. Masjid Nabawi dipugar dan diperluas sehingga luasnya menjadi 200 hasta kali 200 hasta. Beliau memasukkan seluruh kamar milik istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke dalam area masjid walaupun ulama-ulama besar umat Islam yang ada di Madinah waktu itu menentangnya karena khawatir kuburan yang ada (kuburan Nabi dan dua shahabatnya) akan dijadikan masjid, juga semangat untuk menjaga kuburan itu sebagai pelajaran bagi umat manusia [lihat Al Bidayah karya Ibnu Katsir (9/74)]. Begitu pula dengan pelebaran masjid Umawi di Damaskus. Selesailah pembangunan kedua masjid ini dengan bentuk yang begitu megahnya.
Beliau juga memberikan perhatian kepada rakyatnya yang mengalami tuna netra dan penyandang cacat. Nafkah tetap dan pemberian biaya hidup yang layak diberikan kepada mereka. Setiap orang yang tidak mampu bekerja diberi pembantu, setiap orang yang buta diberi pemandu. Beliau juga membangun rumah sakit bagi penderita kusta yang terletak di pinggir kota Damaskus yang sampai sekarang masih ada dan memakai namanya. Dan jasa-jasa lainnya membuat kaum muslimin bahagia. Keadilan, kemakmuran, dan ketentraman pun terwujud di seluruh penjuru negeri Islam. (Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik)
3. PENAKLUKAN NEGERI ASING
Masa pemerintahan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik terhitung sebagai masa penaklukan yang besar. Kaum muslimin menyambut jihad dengan gegap gempita dan dijadikan oleh mereka sebagai tujuan dan cita-cita. Empat orang panglima perang yang terkenal memberikan pengaruh yang besar pads upaya penaklukan negeri, mereka adalah: Qutaibah bin Muslim al-Bahili, Muhammad bin al-Qasim ats-Tsaqafi, Musa bin Nushair, dan Maslamah bin Abdul Malik.
- Kawasan Barat
Panglima pasukan Islam Maslamah bin Abdul Malik sampai di daerah Amuriyah (dekat Ankara) dan Hiraqlah salah satu wilayah Romawi, lalu berhasil menaklukkannya pada tahun 89 H/707 M. kaum muslimin berhasil mencapai teluk Konstantinopel. Mereka juga menyerang Azerbaijan yang penduduknya selalu melanggar kesepakatan yang mereka lakukan. Di kawasan ini terjadi banyak peperangan pada tahun 93 H/711 M.
Laut tengah. Pasukan Islam berhasil menaklukkan kepulauan Sisilia dan Merovits pada tahun 89 H/707 M.
Afrika. Musa bin Nushair melakukan penaklukkan di sana kemudian dia menyebarkan Islam di kalangan orang-orang Barbar.
Penaklukkan Andalusia. Panglima kaum muslimin Musa bin Nushair bertekad untuk menyebrangi selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa. Tujuannya untuk menyebarkan Islam di Eropa dan memasukannya menjadi bagian dari pemerintahan Islam. Maka dia memberangkatkan panglima Islam asal Barbar yang bernama Thariq bin Ziyad ke Andalusia melalui laut.
Ketika Raja Ledrik mengetahui bahwa Thariq telah berlabuh di wilayah negerinya, dia bersegera mempersiapkan pasukannya yang besar, jumlahnya mencapai 100.000 personil, sedangkan pasukan Thariq –setelah ditambah pasukan lain yang berjumlah 5.000 personil– hanya berjumlah 12.000 personil. Kedua pasukan bertemu di kota Syadzuna dan pasukan kaum muslimin pun menang. Kemudian berturut-turut kota Isybilia dan Qordoba tunduk di bawah kekuatannya.
- Kawasan Timur
Kawasan Asia Tengah. Di kawasan ini terkenal seorang panglima yang bernama Qutaibah bin Muslim al-Bahili. Dialah yang berhasil menaklukkan kota Tashkent pada tahun 87 H/705 M. Dia menyerang negeri Saghd, Nasef, dan Kush pada tahun 89 H/707 M.
Qutaibah berhasil menaklukkan Bukhara pada tahun 91 H/709 M. berturut-turut pula ditaklukkan Thaliqan, Fariyat, dan Balkh, kemudian Samarkand pada tahun 93 H/711 M. Dia menyerang wilayah Syasy dan Farghanag hingga mencapai Khauqand pada tahun 94 H/712 M.
Dia juga berhasil membuka kota Kabul pada tahun 94 H/712 M, kemudian Kashgar (kini wilayah Turkistan Timur) pada tahun 96 H/714 M dan beberapa wilayah lain, luas wilayah taklukkannya diperkirakan sekitar 4.000.000 Kilometer persegi yang memanjang dari bagian tengah negeri Kaukaz membentang ke bagian selatan laut Khazr. Sementara itu, ke bagian utara meliputi Asia Tengah, Ke timur ke bagian tengah Turkistan, dan ke barat ke Kabul (Afghanistan dan Sajistan).
Wilayah Sind dan India. Yang disebut dengan Sind adalah provinsi Sind yang berada di negara Islam Pakistan saat ini. Hajjaj mengirim pasukan dalam jumlah yang sangat besar ke negara itu di bawah pimpinan seorang panglima muda Islam yang bernama Muhammad bin Qasim ats-Tsaqafi (atau saudara sepupu Hajjaj sendiri). Panglima muda ini berhasil menorehkan kemenangan-kemenangan dan membunuh Dahir, raja Sind. Dia berhasil menduduki wilayah Sind antara tahun 93-96 H/711-7114 M. kemenangan ini merupakan kemenangan terbesar yang dicapai pada masa itu. Pada masa inilah pemerintahan Islam mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang sejarahnya.
4. MENINGGALNYA AL-WALID DAN PUJIAN KEPADANYA
Demikian upaya penaklukan yang panjang yang dilakukan pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Rentang waktu yang tidak begitu panjang –tidak diragukan lagi– adalah sebuah masa yang menjadi masa keemasan Daulah Umayyah. Sebab yang paling utama terjadinya hal ini adalah karunia dari Allah yang Dia menolong hamba-hamba-Nya yang ikhlas kemudian para pemimpin yang amanah. Juga didukung oleh suasana dalam negeri yang tenang, tidak ada gejolak fitnah yang memberikan kesempatan kepada negara untuk mengkonsentrasikan seluruh waktunya untuk berjihad melawan musuh-musuh Islam dari kalangan orang-orang kafir dan merealisasikan penyebaran Islam di muka bumi Allah ini.
Al-Walid meninggal pada pertengahan bulan Jumadil Akhir 96 H pada usia 45 tahun. (Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik)
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!