KHALIFAH ABU JA’FAR AL-MANSUR

Facebook
Twitter
Telegram

KHALIFAH ABU JA’FAR AL-MANSUR

BIOGRAFI

Namanya adalah Abu Ja’far Abdullah bin Muhammad Ali bin Abdullah al-Abbas. Beliau dikenal juga dengan sebutan al-Mansur. Al-Mansur memiliki kepribadian kuat, tegas, berani, cerdas, dan memiliki otak yang cemerlang. Dia dianggap sebagai pendiri pemerintahan bani Abbasiyyah yang sebenarnya. Ia dinobatkan sebagai putra mahkota oleh kakaknya, Abul Abbas as-Saffah.

Bersama-sama dengan Abul Abbas, dia pindah ke Kuffah dan berusaha untuk mendirikan pemerintahan Bani Abbasiyah. Dia merupakan tangan al-Abbas yang utama dan orang yang paling kuat. Setelah itu dia menjadi gubernur untuk wilayah Armenia dan Azerbaijan sebelum menjadi khalifah. Dia menjadi khalifah setelah saudaranya al-Abbas, sesuai dengan wasiat yang diberikan saudaranya itu.

Ketika as-Saffah meninggal, al-Mansur dilantik menjadi khalifah saat usianya 36 tahun.

PERISTIWA – PERISTIWA PENTING DI ZAMANNYA

Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur harus menghadangi pemberontakan-pemberontakan yang berbahaya yang bisa saja menggoncang kursi kedudukan dan mengguncang jiwa. Namun, dia tidak bergeming dengan semua pemberontakan tersebut. Dengan segala kecerdikan, keuletan, kemahiran, dan siasatnya, dia berhasil membabat semua pemberontakan itu. Di antara gerakan pemberontakan yang penting adalah sebagai berikut:

  • Pemberontakan Ali bin Abdullah bin Ali. Pamannya ini menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling berhak untuk memangku khilafah. Sebab, dialah yang membunuh Marwan bin Muhammad dan dia pula yang menjadi pilar-pilar kekuasaan Abbasiyyah menjadi kokoh dan kuat. Sebagaimana dia juga mengaku bahwa Saffah mewasiatkan padanya untuk menjadi khalifah setelahnya. Dia dibaiat oleh pasukannya sebagaimana di juga dibaiat oleh penduduk Syam dan Jazirah Arab. Dengan pasukannya, ia berangkat menuju Haran dan berlindung di sana.

Al-Manshur segera memberangkatkan Abu Muslim Khurasani untuk menumpas pemberontakan itu. Abu Muslim terlibat perang dengan Ali selama lima bulan. Ali kalah dalam peperangannya dan melarikan diri ke Bashrah. Kemudian Al-Manshur menangkapnya pada tahun 137 H/753 M dan memenjarakannya hingga dia meninggal.

  • Pembunuhan Abu Muslim Khurasani. Abu Muslim adalah seorang yang kuat dan cerdik. Dia berasal dari Persia dan merupakan satu-satunya orang yang ditaati di Khurasan. Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur sangat khawatir Abu Muslim membangkang terhadap pemerintahannya. Oleh sebab itulah, dia mengundangnya untuk datang setelah berhasil menumpas pemberontakan Abdullah bin Ali. Abu Muslim datang setelah adanya paksaan dari al-Manshur. Lalu, al-Manshur membunuhnya pada tahun 137 H/753 M.
  • Pemberontakan Muhammad dan Ibrahim. Mereka adalah anak dari Abdullah bin Hasan ibnu Hasan bin Ali. Muhammad melakukan pemberontakan di Madinah pada tahun 145 H/762 M. Al-Manshur segera mengirimkan pasukannya untuk memberangusnya. Sementara itu, saudaranya yang bernama Ibrahim juga melakukan pemberontakan pada tahun yang sama di Bashrah yang kemudian berhasil dia tundukkan. Setelah itu dia berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah Irak, Persia, dan Ahwaz. Muhammad juga memerangi al-Manshur dengan sengit. Namun, dia juga bertekuk lutut pada tahun 145 H/762 M. Golongan Alawiyyin ini menuntut khilafah dan menyatakan dengan tegas bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih berhak daripada Bani Abbas.
  • Khawarij. Mereka bergerak kembali pada masa pemerintahan al-Manshur dan secara khusus di wilayah-wilayah Maghrib. Di sana orang-orang khawarij mendirikan sebuah negeri yang bernama Shafariyah di Sajalmasah di Maghrib pada tahun 140 H/857 M. al-Manshur segera bergerak untuk memerangi mereka.

PEMERINTAHAN BANI UMAYYAH DI ANDALUSIA

Abdur Rahman bin Muawiyah bin Hisyam bin Abdul Malik melarikan diri ke  Andalusia setelah runtuhnya pemerintahan Bani Umawiyah. Oleh sebab itulah, dia disebut sebagai Abdur Rahman ad-Dakhil. Dia mampu mendirikan pemerintahan Umawiyah di tempat itu setelah melalui sebuah perjuangan yang sangat berat. Pemerintahan Bani Umawiyah di Andalusia Spanyol berdiri pada tahun 123 H/755 M. Al-Manshur tidak mampu untuk membunuhnya, maka dia membiarkannya.

PENAKLUKKAN-PENAKLUKKAN

Setelah kondisi dalam negerinya stabil, maka Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur memberangkatkan pasukannya ke negeri Romawi dan membangun basis militer sebagai markas. Basis militer yang berada di perbatasan ini dikenal dengan Shawaif dan Syawati’. Tujuannya adalah untuk menjaga wilayah perbatasan. Al-Manshur segera menaklukkan negeri-negeri yang ingkar janji, seperi Thibristan, Dailam, dan Khasmir serta yang lainnya.

KERJA BESARNYA

Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur membangun kota Baghdad yang kemudian dijadikan sebagai ibukota pemerintahannya ada tahun 146 H/763 M. Dia juga membangunkan kota Rafiqah dan memperluas Masjidil Haram pada tahun 139 H/756 M.

Al-Manshur adalah orang yang mengokohkan akar pemerintahan Bani Abbasiyyah, menstabilkannya, dan membereskan pondasi-pondasinya. Dia juga membuat aturan-aturan dan undang-undang.

MENINGGALNYA

Dia meninggal di Makkah pada saat sedang melakukan haji tahun 158 H/774 M. Al-Manshur memerintah selama 21 tahun.

www.hasmicendekia.org

26 Tanggapan

  1. What¦s Going down i’m new to this, I stumbled upon this I’ve discovered It absolutely helpful and it has aided me out loads. I hope to give a contribution & assist other users like its aided me. Great job.

  2. I’m still learning from you, while I’m trying to achieve my goals. I absolutely liked reading everything that is written on your website.Keep the stories coming. I loved it!

  3. I’m curious to find out what blog platform you happen to be using? I’m experiencing some minor security issues with my latest blog and I’d like to find something more safeguarded. Do you have any solutions?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *