1. MUNCULNYA KEKHALIFAHAN BANI UMAYYAH
Kekhalifahan Bani Umayyah diambil dari nama tokoh Umayyah bin ‘Abdu asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu.
Kekhalifahan Bani Umayyah didirikan pada tahun 41 H dengan penyerahan kekuasaan oleh cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin Ali, kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu melakukan hal itu untuk menjaga persatuan dan terjaganya darah kaum muslimin setelah sebelumnya terjadi perpecahan.
Munculnya daulah ini membuat posisi orang-orang penyebar fitnah perpecahan terpojok dan membuat cita-cita mereka pupus. Karena mereka hanya menginginkan kejelekan untuk umat Islam. Mereka menginginkan peperangan dan perpecahan umat ini terus berlangsung.
2. ADIL MENILAI SEJARAH PEMERINTAHAN UMAYYAH
Daulah Umayyah adalah negara Islam yang memiliki sejarah besar dan pengaruh yang luas dalam penyebaran agama Islam. Daulah ini berhasil mempersatukan wilayah dari Cina hingga Perancis bagian Selatan di bawah satu naungan kekhalifahan Islam, kekhalifahan Bani Umayyah.
Masa ini adalah masa keemasan Islam, masa saat generasi terbaik Islam hidup bahkan di antara mereka menduduki kursi pemerintahan. Masa ini adalah masa saat para sahabat Nabi masih hadir membimbing umat. Masa ini adalah masa berkumpulnya tiga generasi terbaik; sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari negeri-negeri taklukkan Daulah Umayyah, lahirlah putra-putra terbaik Islam semisal Imam Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Khaldun, ath-Thabari, adz-Dzahabi, dan tokoh-tokoh lainnya.
Semestinya hal ini cukup membuat orang-orang setelah mereka memuji mereka dan mendoakan kebaikan untuk mereka atas jasa yang telah mereka usahakan untuk Islam dan kaum muslimin.
Namun orang-orang lebih pandai melihat cela, sehingga jasa-jasa besar itu pun seolah-olah tiada artinya. Beberapa kejadian buruk di masa pemerintahan inilah yang selalu diangkat dan diulang-ulang, terutama oleh kalangan musuh-musuh Islam. Sehingga hal itu cukup berpengaruh di sebagian umat Islam.
3. PERIODESASI
Daulah Umayyah dibangun dan diperkuat pondasinya pada masa pemerintahan dua khalifah, yakni pada masa khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan anaknya Yazid bin Mu’awiyah. Proses tersebut berlangsung dari tahun 41 H sampai 64 H.
Periode berikutnya adalah periode fitnah. Berlangsung antara tahun 64 H sampai 86 H, yakni pada masa khalifah Mu’awiyah bin Yazid, Marwan bin Hakam, dan Abdul Malik bin Marwan. Pada masa ini terjadi pemberontakan terhadap penguasa dan peperangan sesama umat Islam.
Periode berikutnya adalah periode kekuatan, sama halnya dengan periode Mu’awiyah dan Yazid. Berlangsung antara tahun 86 H sampai 125 H. Yaitu pada masa khalifah al-Walid bin Abdul Malik bin Marwan, Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz bin Marwan, Yazid bin Abdul Malik, dan Hisyam bin Abdul Malik.
Periode kemunduran hingga jatuhnya kekhalifahan Bani Umayyah terjadi antara tahun 125 H hingga 132 H. Pada masa ini banyak terdapat khalifah dalam satu negara.
Dengan demikian periode keemasan Daulah Bani Umayyah terbagi menjadi dua fase, antara tahun 41–64 H dan 86–125 H. Begitu pula masa kemundurannya terbagi menjadi dua fase, antara tahun 64–86 H (tidak sampai menyebabkan kekhalifahan runtuh) dan 125–132 H ditandai dengan runtuhnya kekhalifahan.
4. DI ANTARA PERKEMBANGAN YANG DIDAPATKAN PADA MASA BANI UMAYYAH
a. Pada masa pemerintahan Bani Umayyah terjadi perbedaan sistem pengangkatan khalifah. Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu menggunakan sistem pengangkatan anaknya sebagai penggantinya, hal ini berdasar ijtihad darinya. Dan mayoritas sahabat berbaiat kepadanya sebagaimana telah disebutkan di depan.
b. Adanya pengawal yang bertugas mengawal khalifah. Hal ini dilakukan setelah kelompok Khawarij melakukan pembunuhan senyap terhadap ‘Ali, Mu’awiyah, dan ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhum.
c. Ketika wilayah negara Islam telah meluas, dibagilah negara dalam beberapa bagian yang besar agar mudah dalam pengaturan dan mengendalikannya. Setiap wilayah bagian itu memiliki pemimpin sendiri yang disebut ‘aamil (semacam pemerintah daerah).
d. Pembentukan Hisbah. Bagian ini adalah bagian yang mengurusi amar ma’ruf dan nahi mungkar, pengawasan masyarakat dalam pelaksaan agama Islam dan adab-adabnya di seluruh sisi kehidupan yang dijalani manusia seperti transaksi jual beli, pakaian, hubungan sesama warga, perencanaan pembangunan dan lain-lain.
e. Pertama kali meluncurkan sistem pos dalam Islam adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Beliau mengadopsinya dari Romawi ketika mereka masih menguasai wilayah Syam. Jalan-jalan yang ada dibagi-bagi dalam jarak tertentu. Pada tiap penghujung jarak itu telah disiapkan kuda-kuda tunggangan yang memang dipersiapkan untuk membawa surat atau buku ke berbagai negeri.
f. Meluncurkan mata uang baru yang terbuat dari emas dan perak dengan diberi ornamen ayat-ayat al-Qur’an.
5. KEUTAMAAN BANI UMAYYAH YANG DILUPAKAN SEJARAWAN
a. Mu’awiyah adalah seorang sahabat yang mulia walaupun dia melakukan sebuah ijtihad politik dalam melakukan perlawanan kepada khalifah Ali bin Abi Thalib dan ternyata ijtihad yang dia lakukan tidak benar. Namun demikian, dia tetap berlaku adil dan semua sahabat adalah adil.
b. Bani Umayyah selalu menghormati kalangan berilmu dan orang-orang yang memiliki sifat-sifat utama. Mereka tidak pernah melakukan intervensi dalam hal-hal yang menyangkut peradilan.
c. Di tangan mereka banyak negeri yang ditaklukkan hingga sampai ke wilayah Cina di sebelah timur, negeri-negeri di Andalusia, dan selatan Perancis di sebelah barat. Pada masanya pemerintahan Islam mencapai wilayah yang sangat luas sepanjang sejarah Islam.
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!