BERDIRINYA DAULAH ABBASIYYAH

Facebook
Twitter
Telegram

A. NASAB BANI ABBASIYYAH

Abbasiyyah – Pemerintahan Bani Abbasiyyah dinisbatkan kepada al-Abbas, paman Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sementara itu, khalifah pertama dari pemerintahan ini ada Abdullah (as-Saffah) Muththalib. Berdirinya pemerintahan ini dianggap sebagai kemenangan pemikiran yang pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim (Alawiyun) setelah meninggalnya Rasulullah dengan mengatakan bahwa yang berhak untuk berkuasa adalah keturunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan anak-anaknya.

Pemikiran seperti ini tidak bisa berkembang dan kalah telak di awal-awal masa Islam. Pemikiran Islam yang lurus dan benarlah yang menang pada saat itu. Yakni, pemikiran bahwa kekuasaan itu adalah hak semua kaum muslimin dan siapa pun berhak selama dia mampu menyandang amanat.

B. BERDIRINYA DAULAH ABBASIYYAH

Daulah Abbasiyyah berdiri setelah melalui beberapa fase. Fase pertama pada awalnya Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas menjalankan kampanye untuk mengembalikan kekuasaan pemerintahan dari tangan pemerintahan Umayyah  kepada keluarga Bani Hasyim, pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada masa ini sistem pemerintahan masih sangat kokoh. Fase pertama ini lebih dikenal dengan fase rahasia. Selanjutnya fase kedua pada masa Marwan II, saat itu terjadi pertentangan secara terbuka dan memuncak.

Sebelum berdirinya Dinasti Abbasiyyah terdapat 3 tempat permulaan dakwah mereka, yakni Humaimah, Kuffah, dan Khurasan. Kuffah menjadi pusat dakwah saat propaganda disusun dengan sangat rapi dan strategi yang cukup matang dicanangkan. Akan tetapi gerakan salah seorang pemimpin dakwah yang lebih dikenal Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyyah diketahui oleh Marwan II.

Ibrahim ditangkap dan dipenjarakan di Haran sebelum akhirnya dieksekusi. Sebelumnya Ibrahim sempat berwasiat kepada adiknya Abu Abbas (Abu Abbas Abdullah Saffah 132-136 H) dan memerintahkannya untuk pindah ke Kuffah. Lalu kekuasaan Umayyah di Kuffah berhasil ditaklukkan oleh Abbasiyyah. Selanjutnya Abu Salamah tokoh propaganda Abbasiyyah menetap di sana, ketika sistem pemerintahan di sana telah di ambil alih oleh Abbasiyyah.

Kemudian Abdullah bin Ali (paman Abu Abbas Abdullah Saffah) diperintahkan untuk  mengejar khalifah Umayyah yang terakhir, Marwan II (Marwan bin Muhammad), bersama pasukannya yang melarikan diri hingga berjumpa kedua pasukan di  Zab Mausul ( زاب الموصل ) dengan kekalahan dari pihak Marwan II.

Kemudian melarikan diri bersama pasukannya dan diikuti oleh panglima Shalih bin Ali  sampai ke Fustat di Mesir dan akhirnya terbunuh di wilayah Busir al-Fayyum tahun 132 H di bawah pimpinan Shalih bin Ali. Dengan demikian tumbanglah kekuasaan Umayyah yang bertahan hampir seabad dan digantikan dengan Dinasti Abbasiyyah.

Upaya mereka untuk mencapai kursi khilafah juga terbantu dengan hal-hal berikut:

  1. Keadaan yang tidak menentu pada Daulah Umayyah yang dipengaruhi oleh fanatik kesukuan dan fitnah (kekacauan) dari dalam.
  2. Keberadaan musuh yang banyak bagi Daulah Umayyah. Musuh-musuh itu memiliki sebab-sebab permusuhan yang berbeda-beda terhadap Daulah Umayyah. Akan tetapi mereka memiliki kesamaan tujuan yaitu harapan musnahnya Daulah Umayyah.
  3. Munculnya seruan (untuk berdirinya dinasti) Abbasiyyah serta bagusnya pengaturan dan kecerdasan para pimpinan mereka, saat mereka mampu memanfaatkan kondisi yang tersebut di atas dan selainnya demi tercapai tujuan mereka. Pada tahap berikutnya mereka mampu mengumpulkan seluruh pihak yang memusuhi bani Umayyah ke dalam barisannya. Tentunya kalangan Abbasiyyah tidaklah memulai ajakan mereka kecuali setelah mempelajari dengan seksama kenyataan yang dihadapi kalangan Umayyah. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan apabila kita melihat kalangan Abbasiyyah memulai propaganda mereka berdasar kehati-hatian dan penguasaan kenyataan. Mereka mengambil langkah yang tepat pada masing-masing keadaan.

Di antaranya adalah dengan menjelaskan kesalahan-kesalahan dan cela-cela yang dilakukan kalangan Umayyah disertai dengan upaya menggelembungkannya hingga menambah bencinya orang-orang terhadap pemerintahan mereka dan kemudian bergabung dengan Abbasiyah yang menampakkan diri sebagai da’i yang mengajak kepada perbaikan di seluruh penjuru negara dengan cara mengamalkan al-Kitab (al-Qur’an) dan as-Sunnah.

C. DEKLARASI PEMERINTAHAN ABBASIYYAH

Setelah kalangan Abbasiyah merasa yakin akan keberhasilan gerakannya, Abdullah as-Saffah keluar dari persembunyiannya dan bersama-sama dengan pengikutnya berangkat menuju Masjid Kuffah dan mendeklarasikan pemerintahannya. Dia dibaiat di masjid itu pada bulan Rabiul Awal tahun 132 H/749 M.

Abul Abbas melanjutkan kepemimpinan dinasti Abbasiyyah dalam menghadapi Daulah Umayyah hingga berhasil meruntuhkannya pada akhir-akhir bulan Dzulhijjah 132 H.

Demikianlah, Daulah Umayyah runtuh dan berdirilah Daulah Abbasiyah. Yang demikian ini bukan suatu perkara yang aneh atau terjadi secara tiba-tiba. Karena bani Umayyah sendiri, terkhusus pada akhir-akhir kekuasaannya, terjadi pada mereka sebagian kesalahan dan sejumlah perkara yang sebagiannya saja sudah cukup untuk menyebabkan keruntuhan dan kehancurannya. Hal ini selaras dengan sunnatullah (ketentuan Allah pada hamba-Nya) yang berlaku pada tegak dan runtuhnya suatu negara dan peradaban.

D. GAMBARAN GLOBAL PEMERINTAHAN ABBASIYAH

Pemerintahan Bani Abbasiyyah berdiri pada tahun 132 H/749 M. Seiring dengan runtuhnya pemerintahan Bani Umawiyah. Pemerintahan Abbasiyyah runtuh pada tahun 856 H/1258 M setelah orang-orang mongol menghancurkan Baghdad dan membunuh khalifah terakhir Bani Abbasiyyah. Dengan demikian, Bani Abbasiyyah menjadi penguasa selama 524 tahun yakni dari tahun 132-656 H. Pemerintahan mereka di bagi menjadi dua periode sebagaimana yang banyak diistilahkan kalangan sejarawan.

  1. Pemerintahan Abbasiyyah periode I. Periode ini di mulai sejak tahun 132-247 H/749-861 M. Periode ini merupakan masa kejayaan para khalifah abbasiyyah. Ada sepuluh penguasa pada periode ini.
  2. Pemerintahan Abbasiyyah periode II. Periode ini di mulai dari tahun 247-656 H/861-1258 M. Masa ini adalah masa lemahnya para khalifah dan lenyapnya kekuasaan mereka. Masa ini di kuasai oleh kalangan militer. Ada sebanyak 27 khalifah yang  berkuasa pada masa ini.

Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!

www.hasmicendekia.org

33 Tanggapan

  1. I love your blog.. very nice colors & theme. Did you create this website yourself? Plz reply back as I’m looking to create my own blog and would like to know wheere u got this from. thanks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *