1. ISYARAT NABI TENTANG KEKHALIFAHAN ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Ketika Rasulullah ﷺ sakit, beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat menggantikan beliau selama beberapa hari. Suatu hari, Rasulullah ﷺ keluar dari rumahnya, lalu shalat di belakang Abu Bakar. Pada hari Senin, ketika Abu Bakar menjadi imam shalat shubuh, Rasulullah ﷺ melihat mereka sebagai bentuk perpisahan dengan tatapan mata yang hampir membuat sahabat tergoda dalam shalatnya. Ini merupakan tanda bahwa Abu Bakar akan menjadi pengganti Rasulullah ﷺ setelah wafatnya.
Di saat-saat terakhir kehidupannya, Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Seandainya saya diperbolehkan memilih seorang kekasih selain Tuhanku maka saya akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan dan kasih sayang Islam. Tidak ada satu pun pintu yang tersisa di masjid melainkan akan tertutup kecuali pintu Abu Bakar.”
Ummul mukminin, Aisyah Radhiyallahu’anha berkata, “Ketika kondisi Rasulullah ﷺ semakin parah, beliau memanggil Abdurrahman bin Abu Bakar. Beliau bersabda, “Berikan pundakmu agar saya bisa menulis suatu pesan untuk Abu Bakar supaya tidak ada persengkataan atasnya.” Abdurrahman waktu itu hendak berdiri, maka Rasulullah berkata, “Duduklah, Allah dan kaum mukminin tidak menginginkan adanya persengketaan atas Abu Bakar.”
Dengan demikian, jelaslah bahwa Abu Bakar memang berhak memangku jabatan sebagai khalifah pertama dalam Islam.
Hadits-hadits di atas juga mematahkan dalil-dalil yang disampaikan kaum syiah rafidhah, yang mengatakan bahwa Ali lebih berhak dibanding Abu Bakar dalam hal kekhalifahan.
2. KISAH ABU BAKAR SEBAGAI KHALIFAH
Setelah Rasulullah dimakamkan, Umar bin Khattab menjelaskan kepada seluruh sahabat bahwa Rasulullah telah memilih Abu Bakar sebagai khalifah. Dialah sahabat terbaik Rasulullah untuk menjadi pemimpin umat Islam. Para sahabat pun ridha dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah dan pemimpin umat Islam setelah Rasulullah ﷺ.
Setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau menaiki mimbar lalu berceramah yang isinya: “Wahai saudara-saudara sekalian, aku ditunjuk untuk memimpin kalian. Jika aku berbuat baik bantulah aku, namun jika aku berlaku buruk, luruskanlah aku. Kejujuran adalah amanah dan dusta adalah pengkhianatan. Aku hanyalah pengikut sunnah Rasulullah dan bukan pembuat hal baru. Karena itu jika aku berlaku lurus, ikutilah aku dan jika aku menyimpang, luruskanlah aku.”
Setelah sekian lama menjadi khalifah, suatu saat Fathimah istri Ali bin Abi Thalib sedang sakit. Maka Abu Bakar menjenguknya dan meminta maaf kepada Fathimah jika terdapat kesalahan-kesalahan pada dirinya. Fathimah pun memaafkan Abu Bakar.
Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ sempat sakit beberapa hari. Dalam jangka waktu itu beliau menyuruh Abu Bakar untuk menjadi imam shalat. Ketika beliau wafat, saya mencermati bahwa shalat itu merupakan lambang Islam dan tiang agama. Maka kami ridha jika urusan dunia kami diserahkan kepada orang yang diridhai Rasulullah ﷺ dalam urusan agama kami. Kami pun membaiat Abu Bakar As-Siddiq.”
3. MEMERANGI ORANG-ORANG MURTAD
Banyak ujian yang dialami Abu Bakar saat beliau menjadi khalifah, karena banyaknya orang yang keluar dari Islam. Abu Bakar As-Siddiq berusaha mengajak mereka untuk kembali kepada Islam, sebagian mereka mau kembali dan sebagian masih murtad, maka Abu Bakar pun memerangi mereka yang murtad.
Pada tahun ke 11 H bulan Jumadil Akhir, Abu Bakar bersama penduduk Madinah bergerak menuju orang-orang Arab Badui yang murtad, namun musuh melarikan diri ke daerah Dzul Qashashah. Inilah kemenangan pertama Abu Bakar.
Abu Bakar menunjuk Khalid bin Walid sebagai panglima memerangi kaum murtad. Khalid bin Walid tidak hanya memerangi kaum Murtad yang berada di Dzul Qashashah, ia juga pergi ke daerah yang lain yang dipimpin oleh Thulaihah al Asadi. Khalid berhasil membunuh dan mengalahkan pasukan Thulaihah, akan tetapi Thulaihah dan istrinya berhasil kabur ke Syam. Akhirnya, Thulaihah masuk Islam namun ia malu bertemu dengan Abu Bakar.
Abu Bakar juga memerangi orang yang tidak mau membayar zakat. Mereka beralasan bahwa zakat hanya diberikan kepada Rasulullah ﷺ saja, sedangkan beliau sudah wafat.
Abu Bakar berkata, “Sungguh saya akan memerangi orang yang membedakan antara sholat dengan zakat, saya akan memerangi orang yang tidak mau membayar zakat.”
4. MEMERANGI NABI PALSU
Beberapa hari sebelum Rasulullah ﷺ wafat, di Yaman ada seseorang yang dikenal dengan Aswad al-Ansi yang mengaku Nabi dan mempunyai pengikut sebanyak 700 orang dan mereka berusaha membunuh sahabat Rasulullah yang ada di Yaman. Rasulullah ﷺ mendengar kabar Nabi palsu itu, beliau langsung mengirim surat kepada Muadz bin jabal yang saat itu sedang bertugas di sana.
Beliau memerintahkan mereka untuk membunuh Aswad, namun setelah mendengar kabar wafatnya Rasulullah ﷺ banyak penduduk Yaman yang langsung murtad. Maka Abu Bakar tetap mendukung Muadz bin Jabal dan pasukannya untuk memerangi mereka hingga akhirnya Aswad terbunuh.
Begitu juga di Yamamah, muncul Nabi palsu yang bernama Musailamah. Lalu Abu Bakar mengirim Ikrimah untuk membunuh Musailamah, akan tetapi Ikrimah kalah, lalu Abu Bakar mengirim Khalid bin Walid dan akhirnya pasukan Khalid bin Walid berhasil membunuhnya.
5. PENGUMPULAN AL-QUR’AN DALAM SATU MUSHAF
Banyaknya para sahabat yang hafal Al-Quran mati syahid di medan perang, Abu Bakar dan Umar bin Khattab serta para sahabat bermusyawarah untuk mengumpulkan “Mushaf”, akhirnya Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-Quran.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu berkata, “Orang yang paling besar jasanya dalam pembuatan mushaf adalah Abu Bakar. Dialah yang pertama kali mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf.”
6. WAFATNYA ABU BAKAR ASH SHIDDIQ
Abu Bakar telah menegakkan Islam dan menyebarkan Islam. Pada hari senin setelah maghrib tanggal 8 Jumadil Akhir tahun 13 H, Abu Bakar meninggal dunia dalam usia 63 tahun setelah sakit selama 15 hari. Kematian Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi peristiwa hilangnya sahabat terbaik Nabi ﷺ.
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Andi di Sini!
satu Respon
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.